Jumat, 21 Mei 2010
Satu Keluarga Satu Pohon, Program Lanjutan Normalisasi Citarum
Normalisasi Sungai Citarum disepanjang wilayah Majalaya dengan melakukan pelebaran dan pengerukan badan sungai sejauh 8 Km yang dilanjutkan dengan melakukan hal yang sama kepada 5 anak Sungai Citarum (Cipadaulun, Cikecembang, Cikaro, Cidawolong, dan Ciceleng) cukup efektif dalam mengatasi bencana banjir.
Aksi yang gagas oleh para Pengusaha beserta Masyarakat di Kec. Majalaya yang dimotori Muspika Kec. Majalaya dan Paguyuban Pengusaha Majalaya diperkirakan menghabiskan dana sebesar Rp.1 milyar merupakan wujud kuatnya swadaya murni masyarakat Majalaya di tambah tambahan dari Pemkab. Bandung berupa peralatan. Hal tersebut diungkapkan, Drs. Yiyin Sodikin, Camat Majalaya yang kala itu didampingi oleh Kasie Daltrantib Kec. Majalaya, Zaini Suganda Kepada PATROLI beberapa waktu lalu.
“ Sebagai Camat, saya merasa bangga atas upaya warga masyarakat Majalaya khususnya para pengusaha dalam mengatasi bencana banjir rutin di Majalaya yang merugikan banyak pihak, termasuk para pengusaha. Namun Normalisasi tersebut akan sia-sia, jika pola hidup Masyarakat Majalaya tidak berubah terutama kepedulian mereka terhadap lingkungan sekitarnya.”
Yiyinpun berseloroh, idealnya Normalisasi Sungai citarum ini, harus pula dibarengi perubahan prilaku masyarakat dan pengusaha, karena saat ini masih banyak diketemukan, aksi tak terpuji yang dilakukan masyarakat seperti membuang sampah ke Sungai citarum. padahal di tiap wilayah desa di Kec. Majalaya, sudah disediakan tempat pembakaran sampah, ini cukup efektif mengatasi persoalan sampah Majalaya.
“ prilaku buruk Masyarakat ini, diperparah dengan adanya oknum pengusaha nakal yang membuang limbah cair sisa produksinya langsung ke sungai baik itu terang-terangan atau sembunyi-sembunyi, untuk menghentikan aksi ini selain teguran dan pembinaan, memang dibutuhkan kesadaran langsung dari para pengusaha”. Ujarnya.
Yiyin pun menambahkan, Program lanjutan dari Sungai Citarum, “ saya menghimbau kepada seluruh warga Masyarakat Majalaya terutama yang tinggal disepanjang bantaran sungai untuk melakukan aksi penanaman pohon yang di sepanjang sungai, idealnya satu keluarga satu pohon lebih pun taka pa, boleh tanaman keras atau tanaman buah, hal itu dimaksudkan untuk menghijaukan kembali Daerah pinggiran sungai Citarum pasca pelebaran, ditambah untuk menciptakan ruang resapan air disaat musim hujan, apalagi pohon yang berbuah, manfaatnya bisa kita rasakan kemudian hari”. Ujarnya.
Kemudian untuk para pengusaha pun, sejalan dengan Perda Kab. Bandung tentang K3, Kebersihan, Keindahan, Kenyamanan. Mereka sudah di himbau untuk menyediakan area hijau di lingkungan perusahaannya yang ditanami berbagai pohon yang berfungsi untuk menyerap pencemaran udara, ditambah sebagai resapan air, sehingga nantinya kawasan industry di Kec. Majalaya bisa dikategorikan Industri Sehat. (Asli 88)
Dr. Mulya Munajat “ Perbaikan Polusi Udara di Majalaya Perlu Penanganan Bersama”
Kab. Bandung. Patroli
Penggunaan Batubara oleh industri sebagai upaya antisipasi berkurangnya pasokan Bahan bakar Minyak (BBM) di sekitar wilayah Majalaya, berimbas pula pada kesehatan masyarakat di sekitar lokasi insustri, banyak warga masyarakat yang mengeluhkan sakit napas atau batuk-batuk, hal ini diderita warga setelah pabrik-pabrik di wilayah majalaya beralih dari broliler solar ke batubara.Terkait hal itu Patroli pun bertanya Kepala Dr. Mulya Munajat, salah seorang Praktisi Kesehatan di Majalaya yang juga Kepala UPTD Dinas Kesehatan Kecamatan Ciparay.
Dr. Mulya menerangkan bahwa dampak langsung polusi udara industri di Majalaya terhadap kesehatan masyarakat, saat ini sudah pasti terasa dampaknya oleh masyarakat langsung, hal itu terlihat dari intensitas kunjungan masyarakat yang datang berobat, baik ke Puskesmas maupun Ke tempat Paraktik. Ada kejadian inpeksi saluran pernapasan yang meningkat, dan memang hal ini harus melalui penelitian yang lebih lanjut.
Apakah Penyakit ISPA yang di derita warga Masyarakat Majalaya ini, memang di akibatkan oleh Polusi Udara dari limbah batubara.atau bukan.Tetapi dengan peningkatan angka kasus Ispa ini,menjadi indikasi batubara berpengaruh terhadap kesehatanDan para penderita pun tidak hanya pada orang tua saja tetapi sudah berimbas pula kepada anak-anak, karena penyakit ISPA tidak mengidap kepada satu varian umur, semua bisa terkena, mulai dari balita sampai orang tua.
“ polusi udara yang salah satunya diakibatkan oleh Fly ash ( Debu terbang ) Batu bara sudah seharusnya menjadi bahan kajian dan penelitian oleh pihak-pihak terkait seperti Badan pengendali Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Kab. Bandung, karena berdasarkan pandangan dan banyaknya laporan kasus ispa yang diterima dan ditangani kami selaku tenaga kesehatan, pencemaran udara ini dikategorikan meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya”. Ujarnya.
Mulyapun menjelaskan Kasus ISPA ini, menduduki 10 penyakit terbesar dari sekian banyak kasus-kasus penyakit yang ditangani oleh Puskesmas, dan indicator yang menyebabkan terjadinya ISPA adalah pencemaran lingkungan, salah satunya adalah polusi udara baik itu polusi kendaraan bermotor maupun industry-industri yang menggunakan batubara, terutama debu terbang. Endapan batubara tidak akan jelas terlihat oleh kasat mata, tetapi coba lihat dilantai keramik dan genting bisa dilihat endapanya.sedangkan untuk pencemaran air khususnya yang berkaitan dengan penyakit kulit belum terlihat adanya peningkatan.tapi kalau Ispa jelas terlihat.
“Yang harus dilakukan oleh pihak terkait,adalah intervensi terhadap para industry ini, karena intervensi dari Dinas kesehatan kan dilakukan jika terjadi persoalan yang menyangkut kepada masalah kesehatan masyarakat. Sejauh mana polusi batubara ini bisa dikendalikan, idealnya semua instansi terkait seperti Dinas kesehatan, BPLHD, Disnaker, Disperindag bekerjasama menangani persoalan ini”. Ujarnya
Mulyapu memaparkan, mengasi persolan polusi ini ini perlu proses kajian,penelitian, dan pemeriksaan terhadap para pelaku usaha yang menggunakan batubara ini, harus dilihat sejauh mana, apakah amdalnya sudah sesuai standar kelayakan amdal atau tidak ?,kalau tidak sesuai standar, mungkin pihak-pihak tersebut tadi punya kewenangan atau regulasi untuk memberikan sanksi tegas terhadap pelaku pencemaran tadi, apakah ditutup industrinya, ataukah gimana, atau diberhentikan sementara agar ada perbaikan standar baku mutu amdalnya.
“Perlu adanya pengaturan Regulasi yang baik, pengaturan tataruang wilayah, master plan pengembangan lingkungan daerah harus berbasis kepada kesehatan oleh pemerintah Kab. Bandung. Seperti pengaturan pendirian pabrik, atau yang lainnya harus diatur lebih jauh, misalnya adanya ketentuan radius pendidrian pabrik baru dari pemukiman penduduk, sehingga nantinya tidak terjadi
Lebih jauh Mulya memaparkan, bahwa penyakit ISPA ini bisa berlanjut kepada Inspeksi Paru-Paru, atau bahkan mungkin kalau terpapar dengan Polusi Batubara, bisa mengakibatkan kanker paru-paru, itupun dalam rentang waktu yang bertahun-tahun lamanya. “ yang namanya sisa pembakaran batubara ini berjenis karbon, dan karbon ini bersifat Karsinugenik yakni zat yang bisa menimbulkan penyakit kanker pada manusia.
“mengatasi hal itu, saya menghimbau kepada masyarakat, khususnya yang tinggal didaerah industry, pertama meningkatkan kegiatan olahraga, karena dengan berolahraga minimal 2 kali seminggu, sirkulasi udara atau oksigen akan terserap dengan baik oleh tubuh”. ujarnya
Mulya menjelaskan faktor Kedua adalah makan makanan bergizi, karena dengan makanan yang bergizi bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh atau sistem Imun dalam tubuh manusia, ketiga istrirahat yang cukup, jangan banyak begadang, karena dengan istirahat atau tidur yang cukup, daya tahan tubuh akan meningkat.
“ pada saat kita tidur, tubuh kita membentuk hormone imunitas, istrihat yang cukup antara 3 sampai 8 jam. dan kalau bisa menghindari terjadinya polusi udara, namun hal ini membutuhakan peran serta banyak pihak, yang terakhir adalah jika terserang sakit segeralah berobat ke Dokter atau Pukesmas” ungkapnya (Asli88)
Kamis, 20 Mei 2010
Marching Band SDN Majasetra 1 Majalaya Ajang Pengembangan bakat Seni Siswa
Kab.
Pencarian dan Pengembangan Bakat, idealnya dilakukan oleh anak usia sekolah dasar Baik itu kemauan sendiri ataupun disalurkan oleh orang tua, Seperti pengembangan Bakat Olahraga, Bakat seni, dan Bakat lainnya yang dimiliki tiap anak. Hal itupun yang mengilhami, Dadang Tuswara, S.Pd, Kepala SDN Majaserta 2 untuk mengadakan Kegiatan ekstra kulikuler Marching Band di SDN Majasetra 1 Kec. Majalaya.
“ pembentukan Marching band ini mendapat animo dan sambutan yang bagus, baik itu dari para guru, siswa maupun para orang tua siswa. Hal ini saya lakukan semata-mata berniat untuk turut mengembangkan bakat siswa-siswi yang terpendam khususnya dibidang seni. Untuk bakat-bakat lainnya pun saya berencana akan mengadakan kegiatan ekstrakulikuler-ektrakuliler lainnya, ini sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimana tiap sekolah punya hak otonomi untuk menjalankan kurikulum sesuai karakteristik wilayah masing-masing. “ Ujar Dadang.
Dadang pun mengatakan, pada pelaksanaannya, kegiatan ektrakulikuler yang diikuti oleh 70 orang siswa-siswi ini, segala bentuk pendanaan, baik itu pengadaan alat music, seragam dan atribut lainnya. Didanai oleh sekolah, yang dialokasikan dari dana bantuan dari pemerintah (BOS), tidak membebankan kepada pihak orang tua, sehingga nantinya marching band ini jadi invetararis sekolah.
“Namun orang tua siswa pun saya rasa turut berperan besar atas keberadaan ekskul ini, baik itu dorongan terhadap anaknya, bantuan moral sehingga marching band ini bisa ada. Sebut saja Contoh kecil, pada saat Marching Band ini di undang pentas pada Upacara peringatan Hari pendidikan Nasional, 2 mei lalu, orang tua turut membantu sekolah, bahkan mereka pun rela berpanas-panasan mengiringi anak-anaknya berjalan kaki dari Alun-alun Majalaya ke sekolah ini yang terbilang cukup Jauh.” Jelasnya.
Kepala Sekolah yang juga aktif di Koperasi dan MKKS SD Kec. Majalaya ini pun berujar, banyak nilai positif dalam kegiatan marching band yang dilatih oleh Atang Hidayat dan Cucu Rismaya, karena didalamnya tersirat berbagai nilai dan pengajaran yang bermanfaat. Baik itu pengembangan Seni, Olahraga, Kordinasi, Harmoni, dan kerjasama team.
“ Saya berharap dengan adanya kegiatan marching band ini, menjadi motivasi yang lebih bagi siswa-siswi untuk terus berpacu dan berpretasi dalam kegiatan belajar di kelas, sehingga nantinya mutu pendidikan di SDN Majasetra ini bisa lebih meningkat “ tandasnya.
Sementara itu, Yani dan Nur afianti, Mayoret Marching Band SDN Majasetra mengaku senang dengan adanya ekskul ini, karena selain bisa menyalurkan bakat seni ditambah ada kebanggaan tersendiri jika bisa tampil dihadapan orang banyak.
Didin Ishak, orang tua dari Utami Hasna Pratiwi, salah seorang anggota Marching band, mengungkapkan kebanggaan terhadap anaknya yang tergabung di marching band, karena bisa tampil didepan ratusan orang terlebih ini menghibur orang.” Saya sangat mendukung sekali kegiatan yang diadakan oleh sekolah ini, karena membantu mengembangkan bakat anak saya dibidang seni” Ujarnya. ( ASLI)
Hardiknas 2010, Momentum Kebangkitan Pendidikan Di Majalaya
Kab.
Pagi itu (3/5) sekitar pukul 07.30 WIB, suasana Alun-Alun Kec. Majalaya yang biasanya sepi berubah ramai, banyak orang berkumpul membentuk suatu barisan yang terpisah-pisah menurut kelompok atau regunya, ada Siswa SMA. Siswa SMP, guru-guru,bahkan di sebelah timur tampak sederetan grup Marching band anak sekolah Dasar yang sepertinya sedang mempersiapkan acara Upacara bendera.
Tak lama kemudian, sekira pukul 08.00 WIB, salah seorang Pembawa acara mengumumkan Upacara akan segera dimulai, para pemimpin pasukanpun menyiapkan pasukannya. Yang diikuti masuknya pemimpin upacara. Camat Majalaya, Drs. Yiyin Sodikin yang bertindak Sebagai Pembina Upacarapun memasuki tempat Upacara. Singkat Cerita, Pasukan Pengibar bendera ( Paskibra) dari SMPN 1 Majalaya Sukses menunaikan tugasnya mengibarkan Sang Saka merah putih berkibar dilangit alun-alun Majalaya.
Drs. Yiyin Sodikin dalam Sambutannya mengatakan bahwa peringatan Hardiknas idealnya dijadikan momentum kebangkitan kwalitas dan mutu pendidikan di kecamatan Majalaya oleh semua pihak yang terlibat di dalamnya seperti UPTD TK dan SD Disdikbud Kec. Majalaya, para Kepala Sekolah, Guru, siswa terlebih peran serta masyarakat Majalaya umumnya, karena pendidikan merupakan tanggung jawab bersama.
“ Pendidikan merupakan salah satu dari tiga faktor penunjang dalam peningkatan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) di Kab.
Yiyin pun menyatakan rasa bangganya terhadap berbagai prestasi yang diraih oleh para siswa-siswi dari Sekolah Dasar di Majalaya dan telah mengharumkan nama Kec. Majalaya dalam berbagai event seperti menjadi Juara III dalam lomba Olimpiade MIPA tingkat Nasional yang diraih oleh Alya Ilma Safani dari SDN Majalaya II, mewakili propinsi Jawa Barat.
Juara I Altetik Putri Pada Even POPKAB.
“ bahkan Tim Bola Voly putrid dari SDN komplek Kondang mampu masuk semi final meskipun tidak mendapatkan juara, ini sebuah pretasi yang cukup membanggakan yang harus di tingkatkan lagi. Dalam kegiatan Pasanggiri Sunda untuk kategori baca puisi, siswa kita yang bernama widiana Mulyati dari SDN Martadinata mampu menjadi juara ke tiga. Sebagai Camat, saya ucapkan selamat “.Ujarnya.
Sementara itu menutup acara peringatan Hardiknas yang dihadiri pula oleh Kapolsek Majalaya AKP. Moeljono Hadi, Para Kepala Desa, Ormas, dan tamu undangan lainya. Para Siswa-siswi dari sejumlah SD yang ada di kecamatan Majalaya seperti SDN Saparako, SDN komplek Majalaya 1,3,5, SDN Majalaya 9, SDN Bojong, SDN Majasetra 2,serta SMP Muhamadiyah yang tergabung dalam grup Marching Band memperlihatkan kebolehannya dalam bermain alat musik, yang mendapat sambutan dari semua hadirin, bahkan siswa-siswi dari SDN Majalaya 5 mempertontonkan kebisaannya dalam bermain music.
Drs. Asep Setia, M.Si yang ditemui seusai Upacara mengungkapkan rasa sukur, dan terima kasihnya atas perhatian masyarakat Majalaya yang besar terhadap dunia pendidikan khususnya pendidikan dasar, dimana keberhasilan peningkatan kwalitas pendidikan tidak akan berhasil tanpa peran serta semua elemen masyarakat.
“ saya berharap semua insan pendidikan di Majalaya, dengan peringatan Hardiknas bisa lebih menghayati, memahami harkat dan martabat kita sebagai pendidik, dimana tanggung jawab besar memajukan pendidikan anak bangsa ini berada di pundak kita”
Aseppun berujar, peningkatan kwalitas pendidikan di Kec. Majalaya sudah mendekati target 100 persen, ini sesuai dengan visi kec. Majalaya yang Indah, Damai, dan Nyaman, Nyakola sesuai pula Visi Misi Kab.