Jumat, 21 Mei 2010
Dr. Mulya Munajat “ Perbaikan Polusi Udara di Majalaya Perlu Penanganan Bersama”
Kab. Bandung. Patroli
Penggunaan Batubara oleh industri sebagai upaya antisipasi berkurangnya pasokan Bahan bakar Minyak (BBM) di sekitar wilayah Majalaya, berimbas pula pada kesehatan masyarakat di sekitar lokasi insustri, banyak warga masyarakat yang mengeluhkan sakit napas atau batuk-batuk, hal ini diderita warga setelah pabrik-pabrik di wilayah majalaya beralih dari broliler solar ke batubara.Terkait hal itu Patroli pun bertanya Kepala Dr. Mulya Munajat, salah seorang Praktisi Kesehatan di Majalaya yang juga Kepala UPTD Dinas Kesehatan Kecamatan Ciparay.
Dr. Mulya menerangkan bahwa dampak langsung polusi udara industri di Majalaya terhadap kesehatan masyarakat, saat ini sudah pasti terasa dampaknya oleh masyarakat langsung, hal itu terlihat dari intensitas kunjungan masyarakat yang datang berobat, baik ke Puskesmas maupun Ke tempat Paraktik. Ada kejadian inpeksi saluran pernapasan yang meningkat, dan memang hal ini harus melalui penelitian yang lebih lanjut.
Apakah Penyakit ISPA yang di derita warga Masyarakat Majalaya ini, memang di akibatkan oleh Polusi Udara dari limbah batubara.atau bukan.Tetapi dengan peningkatan angka kasus Ispa ini,menjadi indikasi batubara berpengaruh terhadap kesehatanDan para penderita pun tidak hanya pada orang tua saja tetapi sudah berimbas pula kepada anak-anak, karena penyakit ISPA tidak mengidap kepada satu varian umur, semua bisa terkena, mulai dari balita sampai orang tua.
“ polusi udara yang salah satunya diakibatkan oleh Fly ash ( Debu terbang ) Batu bara sudah seharusnya menjadi bahan kajian dan penelitian oleh pihak-pihak terkait seperti Badan pengendali Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Kab. Bandung, karena berdasarkan pandangan dan banyaknya laporan kasus ispa yang diterima dan ditangani kami selaku tenaga kesehatan, pencemaran udara ini dikategorikan meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya”. Ujarnya.
Mulyapun menjelaskan Kasus ISPA ini, menduduki 10 penyakit terbesar dari sekian banyak kasus-kasus penyakit yang ditangani oleh Puskesmas, dan indicator yang menyebabkan terjadinya ISPA adalah pencemaran lingkungan, salah satunya adalah polusi udara baik itu polusi kendaraan bermotor maupun industry-industri yang menggunakan batubara, terutama debu terbang. Endapan batubara tidak akan jelas terlihat oleh kasat mata, tetapi coba lihat dilantai keramik dan genting bisa dilihat endapanya.sedangkan untuk pencemaran air khususnya yang berkaitan dengan penyakit kulit belum terlihat adanya peningkatan.tapi kalau Ispa jelas terlihat.
“Yang harus dilakukan oleh pihak terkait,adalah intervensi terhadap para industry ini, karena intervensi dari Dinas kesehatan kan dilakukan jika terjadi persoalan yang menyangkut kepada masalah kesehatan masyarakat. Sejauh mana polusi batubara ini bisa dikendalikan, idealnya semua instansi terkait seperti Dinas kesehatan, BPLHD, Disnaker, Disperindag bekerjasama menangani persoalan ini”. Ujarnya
Mulyapu memaparkan, mengasi persolan polusi ini ini perlu proses kajian,penelitian, dan pemeriksaan terhadap para pelaku usaha yang menggunakan batubara ini, harus dilihat sejauh mana, apakah amdalnya sudah sesuai standar kelayakan amdal atau tidak ?,kalau tidak sesuai standar, mungkin pihak-pihak tersebut tadi punya kewenangan atau regulasi untuk memberikan sanksi tegas terhadap pelaku pencemaran tadi, apakah ditutup industrinya, ataukah gimana, atau diberhentikan sementara agar ada perbaikan standar baku mutu amdalnya.
“Perlu adanya pengaturan Regulasi yang baik, pengaturan tataruang wilayah, master plan pengembangan lingkungan daerah harus berbasis kepada kesehatan oleh pemerintah Kab. Bandung. Seperti pengaturan pendirian pabrik, atau yang lainnya harus diatur lebih jauh, misalnya adanya ketentuan radius pendidrian pabrik baru dari pemukiman penduduk, sehingga nantinya tidak terjadi
Lebih jauh Mulya memaparkan, bahwa penyakit ISPA ini bisa berlanjut kepada Inspeksi Paru-Paru, atau bahkan mungkin kalau terpapar dengan Polusi Batubara, bisa mengakibatkan kanker paru-paru, itupun dalam rentang waktu yang bertahun-tahun lamanya. “ yang namanya sisa pembakaran batubara ini berjenis karbon, dan karbon ini bersifat Karsinugenik yakni zat yang bisa menimbulkan penyakit kanker pada manusia.
“mengatasi hal itu, saya menghimbau kepada masyarakat, khususnya yang tinggal didaerah industry, pertama meningkatkan kegiatan olahraga, karena dengan berolahraga minimal 2 kali seminggu, sirkulasi udara atau oksigen akan terserap dengan baik oleh tubuh”. ujarnya
Mulya menjelaskan faktor Kedua adalah makan makanan bergizi, karena dengan makanan yang bergizi bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh atau sistem Imun dalam tubuh manusia, ketiga istrirahat yang cukup, jangan banyak begadang, karena dengan istirahat atau tidur yang cukup, daya tahan tubuh akan meningkat.
“ pada saat kita tidur, tubuh kita membentuk hormone imunitas, istrihat yang cukup antara 3 sampai 8 jam. dan kalau bisa menghindari terjadinya polusi udara, namun hal ini membutuhakan peran serta banyak pihak, yang terakhir adalah jika terserang sakit segeralah berobat ke Dokter atau Pukesmas” ungkapnya (Asli88)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar