Selasa, 29 Juni 2010
Akibat Mobilisasi Batu Bara Jalan Raya Majalaya-Rancaekek Rusak Berat
Ket; Maksum Camat Solokan Jeruk.
Kab. Bandung. PATROLI.-
Langkanya temuan dan sediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berasal dari sisa-sisa hewan purba ini, memaksa pemerintah mengalihkan dan mengurangi pola konsumtif masyarakat dari penggunaan BBM ke yang lain seperti Batubara atau Bahan Bakar Gas. Tak ayal lagi Perubahan pun terjadi, Sebut saja Industri di seputar wilayah Majalaya, semua perusahaan beralih semuanya menggunakan Batubara.
Namun peralihan tersebut tampaknya tidak dibarengi dengan pola yang baik, seperti limbah batubara kini menjadi menjadi masalah baru, terlebih polusi udara yang mulai menggerogoti warga, bahkan kini akibat mobilisasi yang over, sarana transportasi jalan pun dalam kondisi rusak berat.
Seperti yang terjadi di ruas jalan Majalaya-Rancaekek, jalan sepanjang 8 Km kondisinya rusak parah, lobang-lobang besar menganga disana-sini, tak lebih bagaikan sungai kering, atau jika dimusim hujan berubah menjadi kolam dadakan. Terutama jika memasuki wilayah Kec. Solokan Jeruk.
Tak jarang para pengguna jalan menjadi korban, terutama pengendara sepeda motor, banyak yang sudah menjadi korban. Rusaknya jaln itu,i salah satunya disebabkan oleh tidak kuatnya jalan menahan beban dari kendaraan. Seperti truk pengangkut batubara, yang menurut salah seorang sopir, beratnya mencapai 40 ton.
Bahkan menurut salah seorang anggota Satpol PP Kec. Majalaya, dalam satu malam truk toronton pengangkut batubara terhitung 40 unit yang datang hampir secara berbarengan sehingga tidak salah kalau jalan raya ini kondisinya rusak.
Menyikapi hal itu, Camat Solokan Jeruk mengaku sudah melaporkan kondisi Jalan ini kepada pihak-pihak terkait, bahkan iapun sempat melakukan sidak ke lokasi yang biasa dijadikan tempat parkir truk batubara.
“ persoalan batubara ini memang menjadi salah satu penyebab rusaknya jalan, sehingga perlu kiranya kita duduk bersama dengan berbagai pihak seperi distributor, suplaiyer, dan pengguna, dan pemerintah untuk menyelesaikannya, kalau dibiarkan terus jalan ini bisa semakin rusak”. Ujarnya.
Yaya M, Aktivis Ormas MALIPOL Kab. Bandung mengatakan semua persoalan tentang batubara ini, baik sampah dan kondisi jalan. ini akibat tidak adanya regulasi atau pengaturan batas muatan, ditutupnya jembatan timbang menjadi celah empuk bagi suplaiyer, mereka tidak mau rugi sehingga mengangkut batubara yang melebihi kapasitas tonase jalan.
“ ini bukan tanggung jawab perorangan atau individual tatapi tanggung jawab kita semua untuk bisa mengatasinya terutama Dinas perhubungan yang harus melakukan kembali penimbangan muatan”. Ujarnya. (* ASLI88)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar