Tiga blok Rusunawa senilai Rp 36 miliar yang merupakan bantuan dalam bentuk hibah dari pemerintah pusat, segera dibangun Oktober ini di tanah seluas 11.000 m2 di Baleendah, Kab. Bandung. Rusunawa itu akan diprioritaskan bagi warga korban banjir di Kec. Baleendah.
"Kami selaku pimpinan wilayah Kec. Baleendah, merasa lega dengan dimulainya pembangunan rusunawa ini. Mudah-mudahan bisa menjadi solusi nyata, khususnya bagi warga korban banjir yang selama ini bolak-balik mengungsi," ungkap Camat Baleendah, Usman Sayogi kepada "GM", saat meninjau lokasi tanah untuk pembangunan Rusunawa, di Kel./Kec. Baleendah, Kamis (21/10).
Menurut Usman, pemasangan tiang pancang rencananya dilakukan 25 Oktober. Kelengkapan persyaratan administrasi pembangunan, seperti izin mendirikan bangunan (IMB) sudah terbit. Pembangunan rusunawa sebanyak tiga twin block (TB) dengan lima lantai tersebut, ditargetkan selesai 2011.
"Rusunawa itu kapasitasnya akan menampung sekitar 300 kepala keluarga (KK)," katanya sambil menambahkan, terkait soal harga akan diatur kemudian, yang intinya harus terjangkau oleh warga khususnya korban banjir.
Berdasarkan pemantauan "GM" hingga pukul 15.00 WIB, banjir Cieunteung mulai surut. Sebelumnya air luapan Sungai Citarum itu, merendam dua kampung yaitu Cieunteung dan Andir. Selain itu, banjir juga merendam kawasan Jln. Anggadiredja hingga mencapai ketinggian 1 meter.
Menurut Usman Sayogi, hingga saat ini sebanyak 172 orang pengungsi masih bertahan di Gedung DPC PDI Perjuangan.
"Untuk stok bantuan makanan bagi korban banjir Baleendah, hingga kini masih mencukupi. Selain masih ada cadangan di gudang Kec. Beleendah, Pemkab Bandung melalui Dinas Sosial telah mengirimkan bantuan berupa beras, mi instan, dan lainnya," katanya.
Menurut Asisten Ekonomi dan Kesos Pemkab Bandung, Juhana Atma Winata, stok cadangan untuk bantuan korban banjir Baleendah masih cukup.
"Banjir yang melanda Cieunteung sukar diprediksi. Makanya kita simpan bantuan di gudang kecamatan," ujarnya.
Sedangkan untuk bantuan logistik lain seperti perahu, di Cieunteung sudah stand by perahu karet milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat. "Selain milik warga, perahu juga kita siapkan untuk membantu proses evakuasi warga," katanya.
Bangunan SD baru
Sementara itu, murid SD Mekarsari Cieunteung sudah bisa menempati bangunan baru di lokasi yang aman dari banjir, setelah Pemkab dan Disdik Kab. Bandung membangun SD Mekarsari di Jln. Adipati Kertamanah, Baleendah.
"SD Mekarsari yang dulunya di Cieunteung, sekarang sudah memiliki bangunan baru di Jln. Adipati Kertamanah. Dengan demikian SD Mekarsari tidak akan terkena banjir," ungkap Usman sambil menambahkan, yang dibangun ada 3 ruang kelas dan sudah digunakan murid SD Mekarsari dengan biaya sebesar Rp 150 juta dari APBD.
Ia menambahkan, SD Mekarsari ini akan terus dikembangkan. Saat ini tengah dibangun 4 ruang kelas serta satu buah kantor.
"Rencananya SD Mekarsari akan ditambah kelasnya, nantinya akan dibangun kembali 4 kelas serta satu kantor SD Mekarsari," katanya.
Ia mengakui, pembangunan SD tersebut untuk menjawab keluhan dari warga Cieuteung, mengenai SD Mekarsari lama yang terus terkena banjir. "Atas dasar ini Pemkab dan Disdik Kab. Bandung membangun SD Mekarsari di luar Kp. Cieunteung," katanya.
Sebelumnya, kegiatan belajar mengajar di SD Mekarsari kerap terganggu banjir. Bahkan sempat selama tiga bulan, muridnya terpaksa pindah kelas ke daerah yang tidak terkea banjir. "Dengan adanya kelas baru ini, diharapkan SD Mekarsari tidak akan terganggu lagi kegiatan belajar mengajarnya," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar