SOREANG, (koranbasi).- Banjir besar di Kecamatan Rancaekek dua hari lalu menegaskan betapa tidak efektifnya penanganan banjir Citarum jika hanya mengandalkan pengerukan sungai dan anak sungai. Harus ada desain besar yang komprehensif, terutama terkait penanganan kawasan hulu daerah aliran sungai (DAS) yang dalam kondisi kritis.
"Pengerukan sungai memang menjadi solusi jangka pendek yang insidental. Namun tanpa perbaikan kawasan hulu, kerja pengerukan yang memakan biaya demikian besar akan sia-sia. Sedimentasi kembali memenuhi sungai sehingga daya dukung sungai turun. Ujung-ujungnya air meluap lagi, banjir lagi," ucap Koordinator Perhimpunan Kelompok Kerja (PPK) DAS Citarum Deni Riswandani.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, banjir Rancaekek menggenangi lebih dari 5.000 rumah di 13 desa. Beberapa wilayah yang sebelumnya tak tersentuh banjir, ikut menjadi wilayah tergenang. Desa Sukamanah, misalnya, yang mestinya terbebas dari banjir pascapengerukan Sungai Citarik, ternyata tak terhindar dari bencana.
Menurut Deni, kunci penanganan Citarum adalah ketegasan tata ruang, baik di kawasan hulu, tengah, maupun hilir. Oleh sebab itu, dibutuhkan sinergi kuat berbagai instansi yang berkepentingan. "Sampai saat ini penanganannya masih sektoral. Karena itulah, permasalahan tak pernah tuntas," katanya.
Camat Rancaekek Meman Nurjaman mengungkapkan, melihat banjir yang setia mengunjungi wilayahnya, apa yang paling dibutuhkan warga untuk jangka pendek adalah pengerukan tiga anak sungai Citarum, yakni Cikeruh, Cikijing, dan Cimande. "Selain itu, kami juga meminta agar segera ada perbaikan tanggul Sungai Cikeruh yang jebol," ungkapnya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pendayagunaan Tata Guna Air (PTGA) BBWS Citarum Asep Kuryana mengungkapkan, pengerukan tiga anak sungai yang melintas di Rancaekek sudah diagendakan oleh BBWS sebagai bagian dari program pengerukan sembilan anak sungai Citarum. "Perihal waktu pelaksanaan dan berapa biaya yang dibutuhkan, belum diketahui pasti," ujarnya.
Kepada warga, Asep berharap agar secara swadaya ikut mendukung upaya penanganan banjir. Ia mencontohkan kondisi drainase di beberapa wilayah di Rancaekek, seperti di kanan-kiri Jalan Raya Majalaya-Rancaekek, yang kurang memadai. Akibatnya, ketika banjir datang, air sulit mengalir dan menggenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar