Jumat, 12 November 2010

Minum Obat Filariasis Warga Masih Trauma




SOREANG,(Koran basi)-
Sejumlah warga di Kab. Bandung masih trauma dengan obat filariasis karena tahun lalu ada beberapa orang yang meninggal setelah meminumnya. Dengan begitu, mereka lebih memilih menyimpan obat tersebut.

Pantauan "GM" di lapangan, meski ada sebagian yang langsung meminum obat tersebut ketika diberi petugas, namun tidak sedikit yang ragu-ragu meminumnya. Bahkan di antara mereka banyak yang menyimpan obat tersebut terlebih dulu hingga berani meminumnya.

Seperti Agus Mulyana (35), warga Desa Cebek, Cicalengka, Kab. Bandung. Ia mengaku masih takut meminum obat filariasis karena ingat peristiwa tahun lalu.

"Tahun kemarin saya rencananya akan minum, namun ternyata ada peristiwa meninggalnya warga yang diduga minum obat tersebut. Makanya saya tidak jadi minum. Tahun sekarang juga sepertinya saya juga tidak akan meminum obat tersebut," katanya.

Agus mengakui pentingnya memakan obat tersebut, namun karena ragu ia memilih tidak meminumnya. "Kalau sekarang memang belum dikasih obatnya, tapi sepertinya kalau dikasih juga tidak akan diminum," ujarnya.

Kepala UPTD Puskesmas Soreang, dr. Enda Nurlinda menuturkan, di hari pertama pemberian obat, persentase masyarakat yang mengambil obat filariasis ke pos pemberian obat sekitar 30%. Namun setelah di-sweeping ada peningkatan. "Seperti di RW 15. Asalnya masyarakat yang mengambil obat 492 orang, sekarang sudah 651 orang," katanya sambil menambahkan, sweeping akan dilakukan selama sepekan.

Diakui Enda, di beberapa wilayah memang ada masyarakat yang enggan mengambil obat ke pos pemberian. Selain malas, juga karena warga tersebut sakit atau trauma. "Kalau yang malas datang kita antar obat tersebut melalui kader kesehatan. Kalau yang sakit tidak dipaksakan, tapi ditunda hingga sembuh dulu," jelasnya.

Sementara untuk yang masih trauma, lanjut Enda, pihaknya terus melakukan berbagai tindakan preventif seperti melakukan imbauan. Dengan begitu diharapkan mereka merasa perlu meminum obat tersebut. "Di masyarakat memang masih ada yang trauma dengan kejadian tahun lalu. Padahal di Soreang sendiri tidak terjadi apa-apa. Tapi kita tetap mengupayakan agar mereka meminumnya," ujarnya.

Tidak itu saja, tutur Enda, masih ada juga yang merasakan efek obat seperti mual dan pusing. Namun tidak parah karena setelah ditangani langsung sembuh. "Masyarakat yang datang ke puskesmas karena merasakan efek dari obat filariasis ada tiga orang. Tapi sesudah ditangani langsung pulang karena mual dan pusingnya ringan," katanya.

Tidak ada komentar: